top of page

Featured Posts

TU*AN

Tuhan aku tak tahu ini untuk kali ke berapa aku bertanya tentang sebuah pertanyaan bodoh yang sama kepadaMu. Tentang sebuah cara, sebuah jalan, sebuah jejaring untuk memujaMu, melihatMu dan mengagungkanMu. Engkau memang selalu hadir lewat udara, terik siang hingga butiran-butiran nasi yang aku telan. Tapi mengapa Engkau terlihat samar saat aku tertunduk dengan jubahku. Engkau mengapung bias saat aku berbicara lewat sajadahku. Aku seperti tersudut pada sebuah pojok gelap kala aku mencoba menyalakan cahayaMu. Aku sadar Tuhan teramat sadar bahwa aku masih terlampau sedikit membaca dan memahami diriMu lewat surat-suratMu. Lalu apakah karena itu Engkau kemudian menutup pandanku terhadapMu.

Sebab terkadang aku merasa nyaman bercakap denganMu lewat persepsi. Engkau seperti hadir lebih dekat dalam dimensi. Tapi aku sadar Tuhan Engkau tak seharusnya dikenal hanya lewat ruang itu. Engkau telah menyiratkan diriMu lewat media yang dibawa utusanMu. Namun dalam tempo kini mediaMu mulai tergerus absurditas. MediaMu menjadi demikian sempit karena terus terdistorsi oleh kalimat-kalimat ambigu. Bukan olehMu Tuhan tapi oleh mereka yang mengaku lebih mengenalMu jauh lebih dekat dari siapapun.

Tuhan aku kangen untuk bercakap denganMu lagi seperti rentang masa yang lalu. Tentang matahari, bulan, tangisan bahkan hasil ujian. Saat Engkau hadir begitu nyata lewat cara sederhana. Kala Engkau begitu nyata menyapa.

Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.

Recent Posts

Search By Tags

No tags yet.

Follow Us

  • Facebook Basic
  • Twitter Basic
  • Google+ Basic
bottom of page